Menyusuri Perjalanan Jejak Imaji lewat Antologi Puisi Avontur

Jemi Batin Tikal, Indrian Koto, & Akata

“Menerbitkan sebuah antologi puisi Avontur menjadi wacana yang telah dipupuk sejak lama oleh kelompok belajar sastra Jejak Imaji. Melalui penelusuran jejak digital, Angga T. Sanjaya yang merupakan salah satu anggota awal Jejak Imaji menulis pada laman Facebook-nya sebuah keinginan untuk membuat antologi puisi para anggota Jejak Imaji pada tahun 2014. Bertahun-tahun berlalu, wacana tersebut sempat timbul tenggelam di tahun-tahun sebelumnya, tetapi belum dapat direalisasikan sebab satu dan lain hal. Hingga akhirnya, pada tahun 2024 ini, keinginan tersebut berhasil diwujudkan setelah sepuluh tahun berselang,” Jemi Batin Tikal membuka diskusi.

Dalam acara peluncuran antologi puisi Avontur, Jejak Imaji mengundang Jemi Batin Tikal, seorang penulis muda yang juga anggota Jejak Imaji, serta Indrian Koto, seorang sastrawan dan pendiri toko buku & penerbit Jual Buku Sastra. Acara tersebut dipandu oleh Akata selaku moderator. Avontur berarti petualangan atau perjalanan merangkum persentuhan para anggota dengan kelompok belajar sastra Jejak Imaji. Buku antologi puisi tersebut juga menjadi ruang bertemunya karya puisi anggota Jejak Imaji generasi awal hingga kini.

Sedikit berbeda pandangan dengan arti dari diksi Avontur, Indrian Koto menangkap kesan bahwa Jejak Imaji bukanlah perjalanan ataupun petualangan, melainkan sebuah rumah. Terdapat beberapa puisi di  dalam antologi  tersebut  yang menggambarkan  Jejak  Imaji  sebagai  ruang transit.  Dalam  antologi tersebut, para penulis banyak berbicara tentang momen kebersamaan, impian, dan obrolan yang sering dibicarakan. “Dengan melihat banyaknya anggota yang sudah kembali ke kampung halamannya, semoga spirit Jejak Imaji yang mereka kelola bersama-sama di Jogja dibawa pulang ke kampung halaman dan menjadi bagian dari aktivitas mereka di sana,” ujar Indrian Koto.

anggota Jejak Imaji & masyarakat menyimak diskusi Avontur

.

Puisi-puisi yang dimuat dalam antologi memiliki rentang titimangsa dari 2012-2024. Jemi menjelaskan bahwa kegiatan diskusi oleh para anggota awal sudah dilakukan sebelum nama Jejak Imaji diresmikan pada 2014, sehingga ada puisi yang ditulis pada tahun-tahun sebelum itu. Selain itu, ada beberapa anggota awal yang saat ini sudah tidak aktif menulis puisi karena faktor pekerjaan dan lain hal, sehingga mengambil puisi yang sudah lama ditulis untuk dimuat dalam antologi puisi Avontur.

Antologi Puisi Avontur

Buku antologi puisi ini dijual untuk khalayak umum dengan harga Rp.70.000 per-eksemplar. Ke depannya, buku ini juga akan disediakan di platform jual-beli online. “Dengan diluncurkannya buku antologi puisi Avontur diharapkan dapat menjadi awal bagi Jejak Imaji untuk menciptakan buku antologi ragam tulisan lainnya, seperti cerita pendek maupun esai,” tutup Jemi.

Reporter: Aqilah Mumtaza
Foto: Tim Dokumentasi Jejak Imaji

Check Also

Armageddon: Mendengarkan Kekacauan Akhir Zaman dalam Album Perdana Horush

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *