
Minggu, 11 Agustus 2024, sekitar 20-an siswa-siswi SMP Ali Maksum melakukan safari literasi ke toko buku Kebun Buku. Lokasi toko buku ini berada di dearah Minggiran, tak jauh dari sekolah, berjarak kurang dari 1 kilometer. Safari literasi ini merupakan gagasan dari Jemi Batin Tikal, seorang penulis yang juga pengampu ekstrakurikuler jurnalistik.
“Saya pernah menjadi pelajar, jadi tahu bahwa mereka suntuk haha, karena harus mengikuti kegiatan sekolah dari pagi hingga sore. Ini bagian dari refreshing, agar mereka semangat belajar dan tidak bosan. Toko buku saya pilih karena sejalan dengan ekstrakurikuler yang saya ampu. Ini juga upaya untuk mendekatkan siswa dengan buku. Minimal mereka akrab dulu dengan benda bernama buku. Soal mereka rajin membaca, bisa menulis, dan lain-lain, itu adalah proses yang panjang, tidak bisa dipupuk dalam semalam,” ujar Jemi.

Sore yang ramai dan penuh dengan cahaya matahari, tak menyurutkan antusias siswa ketika berjalan kaki menuju toko buku, selama 10 menit. Sesampai di toko buku, siswa langsung memilih buku-buku yang boleh dibaca di tempat. Kebun Buku telah berdiri sejak tahun 2015, digagas oleh Junaedi, menawarkan konsep taman baca yang unik dengan desain yang instagramable. Tempat ini dikelilingi oleh pepohonan yang membuat udaranya sejuk dan segar.
Koleksi buku yang tersimpan rapi di rak-rak kayu, mulai dari buku fiksi, nonfiksi, hingga buku anak-anak. Buku-buku yang tersedia didominasi buku-buku impor bekas berbahasa Inggris. Meskipun bekas, kualitas buku-bukunya masih sangat bagus dan harganya sangat terjangkau. Buku-buku puisi dibanderol antara 30 hingga 45 ribu rupiah. Sedangkan novel maupun esai, harganya berkisar antara 40 ribu hingga 80 ribu rupiah. Untuk ukuran buku impor berbahasa Inggris, harga tersebut sangatlah murah.

“Saya membeli buku Complete Poems karya penyair Martin Bell seharga 40 ribu rupiah. Saya melihat ada empat orang siswa yang membeli novel atau esai. Ini di luar dugaan saya. Awalnya saya mengira, siswa hanya membaca di tempat saja. Ternyata ada yang beli buku. Ini menandakan bahwa mereka punya selera bacaan yang bagus dan penguasaan bahasa Inggris yang baik. Di waktu mendatang, kegiatan safari buku semacam ini layak dilanjutkan dan mengunjungi toko buku lainnya di sekitar sekolah,” tutup Jemi. (DS)