sumber: pinterest

Ternyata Pisang Bisa Berbuah Dua Kali

Setelah Hayati merengek berurai airmata & memohon agar lelaki yang dulu mencintainya menerima dirinya kembali, jawaban si lelaki di luar dugaan netizen. Tak disangka, Zainudin menjawab dengan egois sekali, “tidak! pantang pisang berbuah dua kali. pantang pemuda makan sisa”.

Petikan adegan & dialog legendaris itu diucapkan oleh aktor Herjunot Ali dalam film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013) yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang dikarang penulis & tokoh agama kenamaan, kebanggaan Minangkabau, Buya Hamka.

Pepatah yang diucapkan Zainudin bermakna kurang lebih, bahwa seseorang yang berprinsip takkan kembali/mengulangi apa-apa yang terjadi di masa lalu, yang sangat menyakitkan hati. Bagi lelaki Melayu atau Sumatra kebanyakan, pepatah itu memang terasa heroik, terutama untuk menolak kembali ke pelukan perempuan yang berkhianat lagi membuat hati terasa disayat.

Mengacu pada kitab KBBI dengan kalimat pepatah yang kurang bertenaga, “pisang tidak berbuah dua kali”, memiliki makna “nasib baik biasanya hanya ditemui satu kali”. Apa pun konteks & makna yang menyertainya bisa bermacam-macam. “Pepatah” yang merupakan warisan budaya lisan dari generasi terdahulu biasanya mengambil hikmah dari alam semesta atau lingkungan sekitar, semisal, “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama”, dan semacamnya. Termasuk soal pepatah tadi, pastinya diambil dari hasil pengamatan, perenungan seseorang-entah-siapa terhadap tumbuhan, yaitu pisang.

sumber: pinterest

Begitupun Joni, dari kecil hingga berusia seperempat abad, dia mayakini bahwa pisang memang hanya bisa berbuah sekali. Begitu pula, ketika dirinya diminta orang-orang tua memanen pisang, yang salah satu pesannya ialah agar menebang batang pisang yang baru saja diambil buahnya. Namun, di 2024 yang ajaib ini, Joni melihat sesuatu yang berlainan dari kepercayaan yang diyakininya selama ini. Ternyata pisang pisang berbuah dua kali, bajingan.

Untuk menegaskan hal baru yang dilihatnya, Joni pun berselancar di lautan internet dengan mengetik pertanyaan konyol di kolom pencarian, “apakah pisang bisa berbuah dua kali?” Pada situs Quora muncul pertanyaan konyol serupa, dari semua jawaban yang muncul, entah disampaikan dengan nada ilmiah, filosofis,  maupun cuma bacot kosong, kesimpulannya sama, “pisang tidak bisa berbuah dua kali”.

Ada satu-dua artikel yang berjudul bombastis, misalnya, “Langka, Ada Pohon Pisang Berbuah Dua Kali” dari JPPNN.com atau “Aneh!! Pohon Pisang Ini Berbuah Dua Kali” di situs Asahansatu News. Dua berita itu hanya mengaitkan dengan kesimpulan khas Indonesia, “keajaiban tuhan”. Tak ada disinggung dari sisi ilmu pengetahuan semacam biologi, botani, atau agroteknologi.

Tulisan tak penting ini muncul karena lahan di samping kos-kosan Joni ditanami pisang oleh si pemilik lahan. Suatu waktu, ketika si punya lahan memanen pisang, Joni mengamati ada yang agak lain. Si pemilik lahan memang menebang pisangnya, tetapi ia meninggalkan sisi tengah pohon pisang agak sedikit menonjol, seolah dimaksudkan untuk suatu hal. Benar saja, beberapa hari kemudian, bagian tengah itu tumbuh. Melihat hal itu, Joni menceritakan keheranannya pada kawan-kawan kantornya & bertaruh, “ayo kita tunggu apakah dia akan terus tumbuh & berbuah”. Tak berapa pekan berselang, di akhir April, pohon pisang yang telah dipanen & ditebang tersebut berbuah lagi untuk kedua kali.

sumber: pinterest

Ah sialan, ternyata pisang bisa berbuah dua kali. Dari hasil pencarian di internet tadi, ada satu judul, “Cara Membuat Pisang Berbuah Dua Kali” dari situs Jenis.net. Tulisan di dalamnya menjelaskan metode membuat pisang berbuah dua kali, yang kurang lebih sama dilakukan si pemiik lahan samping kosan Joni. Warisan pepatah legendaris di atas tak membuktikan bahwa generasi terdahulu sepenuhnya salah. Bisa jadi memang saat itu beberapa jenis pisang tidak bisa berbuah dua kali atau belum ditemukan metode khusus seperti pemilih lahan tadi.

Joni yang dulu mengucapkan pepatah legendaris setelah gadis yang dicintainya pergi, kini mengandaikan sesuatu. Joni juga bertanya-tanya, kira-kira semisal Zainudin tahu bahwa pisang bisa berbuah dua kali, apakah nasib tragis tenggelamnya kapal Van der Wijck yang membuat Hayati mampus, tak terjadi. Dengan tak mampusnya Hayati, apakah novel itu akan ada & diterbitkan?


Penulis: Jemi Batin Tikal, sesekali baca, seringnya bacot.

Check Also

Menulis adalah Berak yang Lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *