Armageddon: Mendengarkan Kekacauan Akhir Zaman dalam Album Perdana Horush

album Armageddon

Minggu, 15 Desember 2024, sejak pukul 15.00 WIB, di wilayah Yogyakarta hujan turun sangat deras diiringi angin kencang. Sekitar 50 meter ruas Jl. Laksda Adisucipto tergenang banjir, suasana keos tebal terasa, banyak motor mogok & beberapa hampir terseret arus. Agaknya suasana akhir zaman berkali-kali lipat keosnya ketimbang sore hari itu.

Kau harap-harap cemas moga-moga motor matik rongsokanmu tak mogok apalagi terseret air. Hujan yang deras itu mampu menembus jas hujanmu, bagian paha celana cargo hitammu basah & lampu motormu mati total. Setelah melewati cuaca & suasana yang tak nyaman itu, kau akhirnya tiba di dêCORED coffee & eatery, hujan belum reda benar.

Sore yang dingin itu kau menyimak rilis album perdana dari grup death metal Horush yang dipandu Bang Ghulam. Band ini berisi formasi, yaitu Apri sebagai vokalis sekaligus gitaris, Alfian sebagai lead gitar, Burhan sebagai bass/backing vokal, Yana sebagai drumer, dan Alex sebagai additional gitar. Awalnya band asal kota Jogja ini bernama Treatment terbentuk tahun 2010, dengan memainkan slamming death metal dan mengeluarkan tiga demo lagu secara independen. Kemudian pada tahun 2012 mencoba mengubah konsep musik menjadi death metal dengan mencampur beberapa subgenre dari death metal.

2019 akhir, anggota tersisa band ini memutuskan untuk berganti nama menjadi Horush. Pada 2024 band ini memutuskan untuk merilis album pertama di bawah naungan label asal Bandung “Horrible Creation”. Album ini sejatinya sudah terhambat hampir tiga tahun lebih karena pandemi corona. Mereka bersepakat memilih “Armageddon” sebagai tajuk album yang berisikan 11 track lagu.

Album ini bernuansa death metal dengan lirik-lirik menggambarkan fitnah, kekacauan, kejahatan, perang akhir jaman, seperti yang dituliskan dalam berbagai kitab suci agama samawi. Tema utama album ini terinspirasi dari konflik antara Manusia, Mesiah, Isa, dan Dajjal. Artwork album ini digarap oleh @adidechristianize. Berikut 11 track lagu dari album Armageddon.

    1. The Dawn Of War (Intro)
    2. Armageddon
    3. Sajak Terbata
    4. Healing Maker
    5. Surga Ilusi
    6. G O D
    7. 7.7
    8. Monotheism
    9. Perserikatan Loby Hexagon
    10. End Of Salvation
    11. Silence Embrace (outro)

rilis album Horush

Lirik pembuka lagu Armageddon menggambarkan kedatangan Dajjal di akhir zaman yang mengaku sebagai tuhan, yang palsu, mankind fullfill of lies/behind the mask of truth/one eyes… its a demigod/kafar on his head. …….kafar on his head.

Sedangkan dalam lirik lagu “Sajak Terbata” band ini seolah hendak mengkritisi lembaga agama yang dimanipulasi oleh para pemukanya, mereka beretorika (ber-sajak terbata) menghindarkan orang-orang dari kenyataan sosial yang terjadi.

manipulasi agama, penuh sajak terbata
hindari kenyataan, syarat akan neraka

“Sajak Terbata”, “Surga Ilusi”, “Perserikatan Lobi Hexagon”, dan “7.7” ialah lagu yang menggunakan lirik berbahasa Indonesia, sedang sisanya menggunakan lirik berbahasa Inggris. Lagu “7.7” berpijak pada konsep tujuh dosa besar dalam agama Kristen.

life with no choice but ive to choose
tearing for the moon gave in to the sun
unshaken with the light under the blankness

Pada akhir zaman banyak sekali tuhan palsu, tetapi manusia harus memilih dan menyerahkan diri pada cahaya, di antara kepalsuan-kekosongan yang terjadi, hal ini tergambar dalam lagu “Monothesism”. Album Armageddon yang penuh keos dan kekacauan di lagu-lagu sebelumnya, ditutup dengan lagu “The End Of Salvation”, yang mengharapkan keselamatan, seperti yang tercantum dalam akhir lirik, bring them our creath/the and of salvation.

Personil Horush menuturkan, pada album berikutnya, tak menutup kemungkinan mereka akan menyajikan hal yang berbeda. Rilis album sore itu sembari mendengarkan lagu Sajak Terbatas & Armageddon. Album Armageddon memberi kesan megah dan menggambarkan suasana keriuhan zaman yang kacau, tetapi sisi patriotik gagah masih terasa. Kesan keos ditampilkan dari raungan suara vokalis, ritme drum dan gitar yang ketat-padat.

Liputan: Jemi Batin Tikal

Check Also

Menelusuri 13 Jejak Sastrawan Dunia di Jejak Imaji

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *